JULI WERDINI

Jumat, 22 September 2017

Pengertian,contoh kebudayaan,cara hidup,alat-alat Zaman Neolithikum


BAB 1

PENDAHULUAN

                                                                                                      
A. Rumusan Masalah

1. Jelaskan kehidupan zaman Neolitikum
2. Bagaimana pola hunian manusia pra sejarah?
3. Bagaimana sejarah manusia menemukan api?
4. Apakah kegiatan manusia untuk mempertahan kan hidup?

B. Tujuan

1. Untuk mengetahui apakah pengertian dari zaman Neolitikum
2. Untuk mengetahui alasan zaman tersebut disebut sebagai revolusi budaya.

3. Untuk mengetahui kebudayaan apa yang tercipta pada masa itu.




BAB 2

PEMBAHASAN

A.    Pengertian Zaman Neolithikum

Pengertian zaman neolitikum adalah sebuah tingkat kebudayaan di zaman prasejarah dengan ciri-ciri unsur kebudayaan, diantaranya sistem pertanian menetap, peralatan batu dengan cara di asah, pembuatan tembikar dan peternakan. Zaman neolitikum atau zaman batu baru adalah pembagian zaman praaksara yang menghasilkan peninggalan-peninggalan bersejarah, entah itu di nusantara ataupun di dunia. Zaman batu atau zaman neolithikum di Indonesia sendiri dimulai sejak tahun 1.500 SM. Ciri-ciri dari zaman neolitikum ini yaitu hidupnya sudah menetap, hidup berdasarkan hasil dari bercocok tanam, dan makanan diolah dan diproduksi sendiri.

 Peralatan di zaman batu baru sendiri sudah di asah dengan halus. Di zaman ini mulai terjadi sebuah revolusi kehidupan, yakni perubahan kehidupan yang nomaden berikut food gathering hingga menetap beserta food producing. Berdasarkan hasil penelitian sendiri, manusia di zaman ini sudah berkomunikasi memakai bahasa Melayu Polinesia. Berdasarkan pengertian zaman neolitikum sendiri, perkembangan di zaman ini telah begitu maju bila dibandingkan masa sebelumnya. Di masa ini sudah terjadi migrasi bergelombang untuk Proto Melayu di Wilayah Yunan Cina Selatan menuju Wilayah Asia Tenggara, terutama menuju Indonesia. 

Bangsa Proto Melayu pun membawa kebudayaan dari kapak lonjong dan kapak persegi dan menyebarkannya hingga ke berbagai daerah tujuan. Adapun kedua budaya tersebut akhirnya dijadikan sebagai ciri khas dari kebudayaan zaman neolitikum. Di zaman neolithikum tersebut sudah muncul keterampilan dengan mengasah berbagai benda sampai halus. Maka dari itu, benda yang diperoleh berupa kapak lonjong dan kapak persegi telah dibuat berdasarkan teknik asahan begitu halus. Di zaman neolithikum sendiri, kepandaian dari pembuatan benda gerabah kian maju serta dibuat melalui teknik yang begitu halus. Adapun peninggalan budaya dari zaman neolithikum ini hampir merata hingga di semua kepulauan Nusantara. 

B.Contoh-contoh Kebudayaan Pada Zaman Neolithikum

Adapun contoh dari kebudayaan zaman neolithikum ini diantaranya:

  • Kapak Bahu
 Kapak Bahu serupa dengan kapak persegi, dimana hanya terdapat pada bagian yang telah diikatkan di tangkainya dengan diberi leher. Adapun kapak bahu ini hanya dijumpai di Minahasa.

  • Kapak Persegi
Kapak persegi biasanya lebih banyak dijumpai di Nusa Tenggara, Kalimantan, Sumatra dan Jawa. Adapun bahan dasarnya yaitu dari batu api yang dibuat secara halus dengan diasah. Adapun kebudayaan dari kapak persegi ini masuk ke nusantara diperkirakan melalui area jalan barat, yakni mulai dari Yunan menuju Semenanjung Malaka, kemudian masuk menuju Jawa lewat Kalimantan, Sumatera, Maluku, Nusa Tenggara dan Sulawesi. Fungsi kapak persegi ini yaitu untuk dijadikan alat memahat, cangkul atau pacul. 

  • Kapak Lonjong
Kapak lonjong merupakan kapak dengan penampang yang berbentuk lonjong, di bagian ujungnya dibuat agak lancip dengan begitu bisa dipasangi oleh tangkai. Adapun kapak lonjong sendiri memiliki 2 ukuran, diantaranya ukuran besar dan ukuran kecil.
 Di samping peninggalan-peninggalan diatas, zaman neolithikum juga menghasilkan peninggalan lainnya, seperti gerabah yang dibuat dari tanah liat. Gerabah ini bisa dijumpai di Melolo, Kaliumpang dan pantai selatan di Pulau Jawa. Selain gerabah, terdapat perhiasan seperti gelang-gelang dengan jumlah besar yang dibuat dengan cara di bor. Itulah pengertian zaman neolitikum, ciri-ciri dan kebudayaan yang dihasilkannya

  
C. Cara Hidup

Cara hidup zaman neolithikum membawa perubahan-perubahan besar, karena pada zaman itu manusia mulai hidup berkelompok kemudian menetap dan tinggal bersama dalam kampung. Berarti pembentukan suatu masyarakat yang memerlukan segala peraturan kerja sama. Pembagian kerja memungkinkan perkembangan berbagai macam dan cara penghidupan di dalam ikatan kerjasama itu. Dapat dikatakan pada zaman neolithikum itu terdapat dasar-dasar pertama untuk penghidupan manusia sebagai manusia, sebagaimana kita dapatkan sekarang.


D. Alat-alat Zaman Neolithikum

Pada zaman neolithicum ini alat-alat terbuat dari batu yang sudah dihaluskan. Antara lain :

•Pahat Segi Panjang
Daerah asal kebudayaan pahat segi panjang ini meliputi Tiongkok Tengah dan Selatan, daerah Hindia Belakang sampai ke daerah sungai gangga di India, selanjutnya sebagian besar dari Indonesia, kepulauan Philipina, Formosa, kepulauan Kuril dan Jepang.

•Kapak Persegi
Asal-usul penyebaran kapak persegi melalui suatu migrasi bangsa Asia ke Indonesia. Nama kapak persegi diberikan oleh Van Heine Heldern atas dasar penampang lintangnya yang berbentuk persegi panjang atau trapesium. Penampang kapak persegi tersedia dalam berbagai ukuran, ada yang besar dan kecil. Yang ukuran besar lazim disebut dengan beliung dan fungsinya sebagai cangkul/pacul. Sedangkan yang ukuran kecil disebut dengan Tarah/Tatah dan fungsinya sebagai alat pahat/alat untuk mengerjakan kayu sebagaimana lazimnya pahat.

Bahan untuk membuat kapak tersebut selain dari batu biasa, juga dibuat dari batu api/chalcedon. Kemungkinan besar kapak yang terbuat dari calsedon hanya dipergunakan sebagai alat upacara keagamaan, azimat atau tanda kebesaran. Kapak jenis ini ditemukan di daerahi Sumatera, Jawa, bali, Nusatenggara, Maluku, Sulawesi dan Kalimantan.

•Kapak Lonjong
Sebagian besar kapak lonjong dibuat dari batu kali, dan warnanya kehitam-hitaman. Bentuk keseluruhan dari kapak tersebut adalah bulat telur dengan ujungnya yang lancip menjadi tempat tangkainya, sedangkan ujung lainnya diasah hingga tajam. Untuk itu bentuk keseluruhan permukaan kapak lonjong sudah diasah halus.

Ukuran yang dimiliki kapak lonjong yang besar lazim disebut dengan Walzenbeil dan yang kecil disebut dengan Kleinbeil, sedangkan fungsi kapak lonjong sama dengan kapak persegi. Daerah penyebaran kapak lonjong adalah Minahasa, Gerong, Seram, Leti, Tanimbar dan Irian. Dari Irian kapak lonjong tersebar meluas sampai di Kepulauan Melanesia, sehingga para arkeolog menyebutkan istilah lain dari kapak lonjong dengan sebutan Neolithikum Papua.

•Kapak Bahu
Kapak jenis ini hampir sama seperti kapak persegi ,hanya saja di bagian yang diikatkan pada tangkainya diberi leher. Sehingga menyerupai bentuk botol yang persegi. Daerah kebudayaan kapak bahu ini meluas dari Jepang, Formosa, Filipina terus ke barat sampai sungai Gangga. Tetapi anehnya batas selatannya adalah bagian tengah Malaysia Barat. Dengan kata lain di sebelah Selatan batas ini tidak ditemukan kapak bahu, jadi neolithikum Indonesia tidak mengenalnya, meskipun juga ada beberapa buah ditemukan yaitu di Minahasa.

•Perhiasan (gelang dan kalung dari batu indah) 
 Jenis perhiasan ini banyak di temukan di wilayah jawa terutama gelang-gelang dari batu indah dalam jumlah besar walaupun banyak juga yang belum selesai pembuatannya. Bahan utama untuk membuat benda ini di bor dengan gurdi kayu dan sebagai alat abrasi (pengikis) menggunakan pasir.
Selain gelang ditemukan juga alat-alat perhisasan lainnya seperti kalung yang dibuat dari batu indah pula. Untuk kalung ini dipergunakan juga batu-batu yang dicat atau batu-batu akik.

•Pakaian dari kulit kayu
Pada zaman ini mereka telah dapat membuat pakaiannya dari kulit kayu yang sederhana yang telah di perhalus. Pekerjaan membuat pakaian ini merupakan pekerjaan kaum perempuan. Pekerjaan tersebut disertai pula berbagai larangan atau pantangan yang harus di taati. Sebagai contoh di Kalimantan dan Sulawesi Selatan dan beberapa tempat lainnya ditemukan alat pemukul kulit kayu. Hal ini menunjukkan bahwa orang-orang zaman neolithikum sudah berpakaian. 

•Tembikar (Periuk belanga)
Bekas-bekas yang pertama ditemukan tentang adanya barang-barang tembikar atau periuk belanga terdapat di lapisan teratas dari bukit-bukit kerang di Sumatra, tetapi yang ditemukan hanya berupa pecahan-pecahan yang sangat kecil. Walaupun bentuknya hanya berupa pecahan-pecahan kecil tetapi sudah dihiasi gambar-gambar.
Di Melolo, Sumba banyak ditemukan periuk belanga yang ternyata berisi tulang belulang manusia.



BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa pengaruh yang luas di bidang perubahan. Perkembangan tersebut merupakan rangkaian dari perkembangan yang pernah terjadi sebelumnya.

Dalam sejarah dijelaskan yang pada awalnya, kehidupan masyarakat dimulai dari masyarakat primitif yang hidup sederhana. Mereka hidup dari hasil berburu dan mengumpulkan makanan yang terdapat di alam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Manusia primitif berkembang dan beruhah menjadi beternak. Seiring dengan berkembangnya peradaban, kemudian muncul pertanian dalam bentuk yang sederhana yaitu dengan cara berladang, lalu kemudian dengan semakin berkembangnya teknologi kemudian manusia mulai mengenal apa yang namanya industri.

SARAN
Kita harus melestarikan kebudayaan di negara ini dan harus menjaga peninggalan yang ada sejak zaman dahulu. Dan kehidupan sejarah masa lalu harus dijadikan pedoman supaya kita tidak hidup terbelakang seperti dulu, tetapi harus semakin maju dan maju seperti alur zaman

B. Daftar Pustaka
Pengertian Zaman Neolithikum, Contoh-contoh Kebudayaan Zaman Neolithikum
Cara Hidup, Alat-alat Zaman Neolithikum    :
http://serbasejarah.blogspot.co.id/2011/09/zaman-neolithikum-di-indonesia-zaman.html