JULI WERDINI

Rabu, 11 Juli 2018

PUISI R.A KARTINI


GELORA PERJUANGAN ABADI
Karya : juli w. 

Isak tangis bayi mungil 139 tahun lalu yang pecahkan kesunyian
Menjadikan rona bahagia Ayah Ibundanya tercinta
Mereka bahkan tak mengerti kelahiranmu ini abadi
Abadi, terkenang wangi sepanjang masa
Tuhan telah berikan anugrah terindahNya dengan menitipkanmu kepada mereka

Kegelapan yang meyelimuti hidup kaum wanita berabad-abad mampu kau sibakan dengan tonggak jalannya
Ketidakadilan yang didapat kaum wanita masa itu telah kau dobrak dengan semangatnya
Kezaliman yang membungkam kaum wanita telah kau sobek dengan sucinya pikirannya
Api yang membara dalam impimu demi harkat martabat kaum wanita buakanlah suatu angan lagi
Kau sudah wujudkan itu,

Surat yang kau kirimkan pada sahabatmu itu, ialah api pemantik semangat kaum wanita
Surat itupun menjadi pelita hidup kaum wanita
Surat yang membuka cakrawala untuk kaum wanita
Surat itulah yang mengubah sejarah bangsa Indonesia
Surat yang kau tulis dengan kerja keras, tekad dan perjuanganmu itu
Kau menuliskan petuah kata kepada Nyi Abendanon kala itu
“Karena ada bunga mati, maka banyaklah buah yang tumbuh. Demikianlah pula dalam hidup manusia. Karena ada angan-angan muda mati, kadang-kadang timbulah angan-angan lain, yang boleh menjadikannya buah.”(surat kepada Nyi. Abendanon)
Kata-kata itu mampu kau cetus dengan kerja kerasmu yang nyata
Jika harus dibayangkan kelamnya penderitaan wanita kala itu
Yang hanya berada dalam lingkup dapur dan merasakan berbagai penderitaan dan siksaan yang terlontar dihidupnya
Sungguh luar biasa perjuanganmu, kau mampu menggeser hal itu dengan perubahan baru yang indah

Kini, para kartini masa kini,
Ayolah, tunjukkan jiwa mudamu pada Dunia!
Jangan hanya duduk berpangku tangan, menatap apa yang terjadi
Ingat, martabat seorang wanita yang luar biasa, jangan kau nodai itu,
Jangan pernah kau beranggap biar waktu tentukan segalanya
Tuhan itu adil, apa yang kau tanam kau akan menuainya

Tunjukkan gemilangnya prestasimu untuk bangsa,
Jadilah kalian para jiwa muda yang berharkat martabat ideal
Yang tak saling berpegang pada ego dan kesombongan diri
Kita ini hidup dicerahi cahaya dari yang terdahulu
Marilah kita satukan pelita-pelita kita agar hidup semakin benderang
Kita ini yang seharusnya bersyukur hidup di masa kini
Bayangkanlah hidupmu dalam masa kelamnya wanita masa itu, rintihan tangis, tetes keringat darah, senyum dibalik tangis, keluh kesah yang tak didengar
Satu haripun mungkin kau tak akan kuat
Yang semuanya itu telah mampu tergoyah oleh R.A Kartini
Mari kita kobarkan semangat emansipasi wanita bersama
Tanpa memandang suatu perbedaan antar sesama

Karena,
“Tahukah kau semboyanku? Aku mau! Dua patah kata yang ringkas itu sudah beberapa kali mendukung dan membawa aku melintasi gunung keberatan dan kesusahan. Kata aku tiada dapat! Melenyapkan rasa berani. Kalimat Aku mau! Membuat kita mudah mendaki puncak gunung.” (surat R.A Kartini kepada Nyi. Abendanon)