GELORA
PERJUANGAN ABADI
Karya
: juli w.
Isak tangis bayi mungil
139 tahun lalu yang pecahkan kesunyian
Menjadikan rona bahagia
Ayah Ibundanya tercinta
Mereka bahkan tak
mengerti kelahiranmu ini abadi
Abadi, terkenang wangi
sepanjang masa
Tuhan telah berikan
anugrah terindahNya dengan menitipkanmu kepada mereka
Kegelapan yang
meyelimuti hidup kaum wanita berabad-abad mampu kau sibakan dengan tonggak jalannya
Ketidakadilan yang
didapat kaum wanita masa itu telah kau dobrak dengan semangatnya
Kezaliman yang
membungkam kaum wanita telah kau sobek dengan sucinya pikirannya
Api yang membara dalam
impimu demi harkat martabat kaum wanita buakanlah suatu angan lagi
Kau sudah wujudkan itu,
Surat yang kau kirimkan
pada sahabatmu itu, ialah api pemantik semangat kaum wanita
Surat itupun menjadi
pelita hidup kaum wanita
Surat yang membuka
cakrawala untuk kaum wanita
Surat itulah yang
mengubah sejarah bangsa Indonesia
Surat yang kau tulis
dengan kerja keras, tekad dan perjuanganmu itu
Kau menuliskan petuah
kata kepada Nyi Abendanon kala itu
“Karena ada bunga mati,
maka banyaklah buah yang tumbuh. Demikianlah pula dalam hidup manusia. Karena
ada angan-angan muda mati, kadang-kadang timbulah angan-angan lain, yang boleh
menjadikannya buah.”(surat kepada Nyi. Abendanon)
Kata-kata itu mampu kau
cetus dengan kerja kerasmu yang nyata
Jika harus dibayangkan
kelamnya penderitaan wanita kala itu
Yang hanya berada dalam
lingkup dapur dan merasakan berbagai penderitaan dan siksaan yang terlontar
dihidupnya
Sungguh luar biasa perjuanganmu,
kau mampu menggeser hal itu dengan perubahan baru yang indah
Kini, para kartini masa
kini,
Ayolah, tunjukkan jiwa
mudamu pada Dunia!
Jangan hanya duduk
berpangku tangan, menatap apa yang terjadi
Ingat, martabat seorang
wanita yang luar biasa, jangan kau nodai itu,
Jangan pernah kau
beranggap biar waktu tentukan segalanya
Tuhan itu adil, apa
yang kau tanam kau akan menuainya
Tunjukkan gemilangnya
prestasimu untuk bangsa,
Jadilah kalian para
jiwa muda yang berharkat martabat ideal
Yang tak saling
berpegang pada ego dan kesombongan diri
Kita ini hidup dicerahi
cahaya dari yang terdahulu
Marilah kita satukan
pelita-pelita kita agar hidup semakin benderang
Kita ini yang
seharusnya bersyukur hidup di masa kini
Bayangkanlah hidupmu
dalam masa kelamnya wanita masa itu, rintihan tangis, tetes keringat darah,
senyum dibalik tangis, keluh kesah yang tak didengar
Satu haripun mungkin
kau tak akan kuat
Yang semuanya itu telah
mampu tergoyah oleh R.A Kartini
Mari kita kobarkan
semangat emansipasi wanita bersama
Tanpa memandang suatu
perbedaan antar sesama
Karena,
“Tahukah kau
semboyanku? Aku mau! Dua patah kata yang ringkas itu sudah beberapa kali
mendukung dan membawa aku melintasi gunung keberatan dan kesusahan. Kata aku tiada dapat! Melenyapkan rasa
berani. Kalimat Aku mau! Membuat kita mudah mendaki puncak gunung.” (surat R.A
Kartini kepada Nyi. Abendanon)